Dia pun menghilang di kegelapan malam dengan dinginnya yang mencekam. Raganya diterombang ambing dalam gelombang cahaya sang dewi malam yang nampak memudar di malam itu, sama seperti senyumannya yang memudar, ya, memudar tanpa bekas. Hanya ada segores kepedihan di wajahnya, dan guratan kesedihan itu pun semakin terlihat jelas ketika angin malam itu mengantarnya menuju pagi yang gelap, suram, seakan mentari tak ingin memancarkan sedikitpun kehangatan untuknya.Kini, dunia baginya adalah tak ubahnya seperti sebuah tempat tanpa kehidupan.
Dia berpikir, bahwa kini dunia tak lagi ramah untuk orang-orang seperti dirinya. Orang-orang yang selau didekati oleh berbagai macam masalah. Masalah-masalah yang pernah hampir menyeret langkahnya untuk melakukan hal-hal bodoh.
Tapi, kini smuanya berubah... Dunia kelabunya kini pun berangsur-angsur berubah,menjadi dunia yang penuh warna.. Kanvas kehidupannya yang hampir saja ingin dia lukis dengan warna hitam, kini tlah terisi dengan warna-warna cerah, dan di dominasi oleh warna merah muda. Ya, saat ini dia sedang jatuh cinta.Ada seorang perempuan yang tlah berhasil membuka gembok-gembok hatinya, perempuan yang siap mengisi catatan merah mudanya dengan ketulusan cinta yang ia punya.Perempuan itu kini menebarkan kehangatan yang slama ini ia dambakan, menaburkan sgala kebahagiaan yang tlah lama ia impikan.